LOVE CAN’T LIE
Siapa yang nggak percaya bahwa cinta biasanya datang pada
pandangan pertama??? Dan kalau sudah jatuh cinta kita rela melakukan apa saja
supaya orang tersebut menyukai kita juga. Hal tersebut juga dialami oleh Agatha
Putri Prasetya, gadis tomboy yang biasa dipanggil Atha oleh teman-teman sekolah.
Atha juga memiliki sahabat yang bernama Rachel Olivia. Persahabatannya
berawal saat mereka sama-sama di kelas 4 sekolah dasar. Kala itu Rachel sedang
menangis karena keusilan salah seorang temannya. Sekarang mereka duduk di kelas
2 SMA Nusa Bangsa. Kebetulan mereka satu kelas.
Keduanya memiliki sifat masing-masing yang unik dan
berbeda. Tapi justru itulah yang membuat mereka bisa bersahabat selama hampir 8
tahun. Agatha memiliki sifat agak jorok, berantakan dalam berpenampilan, jutek
serta tomboy dan agak sedikit temperamental. Maka sangat pas jika ia gemar
mengikuti kegiatan olahraga khususnya basket dan taekwondo. Selain itu Agatha juga
gemar menggambar, ia juga bercita-cita sebagai pelukis terkenal.
Berbeda dengan Rachel yang memiliki sifat lembut dan
ramah. Ia juga cantik. Banyak teman satu sekolahnya yang sangat menyukai Rachel,
apalagi cowok-cowok. Selain itu Rachel juga piawai bermain biola. Teman-
temannya merasa heran karena Rachel, Si cewek cantik itu bisa memiliki sahabat
seperti Agatha, yang sifatnya bagaikan langit dan bumi.
Seperti hari-hari biasanya mereka berangkat ke sekolah
bersama. Ketika ditengah perjalanan menuju sekolah tiba-tiba ada sebuah mobil
melintas dekat sebuah genangan air. Cruoat
tak pelak air genangan yang bak air comberan itu mengenai baju seragam Agatha.
Ia ngomel-ngomel, kesal dan berusaha ingin mengejar mobil itu untuk meminta
pertanggungjawabannya. Tetapi segera dicegah oleh Rachel “sabar Tha, pagi-pagi
udah marah-marah aja” kata Rachel yang berusaha menenangkan sahabatnya itu, “Abis
gimana gak kesel coba tu mobil udah nyiprat baju gue nih kotor kan jadinya?” kata
Agatha sambil dongkol.
Setibanya di sekolah, cowok-cowok teman sekelas sudah menunggu
Rachel di depan pintu gerbang sekolah. Mereka sengaja ingin sekedar menyapa
Rachel atau bahkan sedikit iseng. “Rachel” sapa salah seorang cowok. Rachel
hanya membalas sapaan mereka dengan senyum ”Ihh… ngapain sih lu Chel senyum ke
mereka. Lagian lu pada ngapain sih pagi- pagi udah godain sahabat gue aja. Emang
gak ada kerjaan apa?” kata Agatha yang sedikit kesal dengan teman-temannya “Yaelah
emang gue manggil lu apa? Rachel aja gak marah kita panggil” ujar cowok lainnya.
”Udah Tha biarin aja, mending kita ke kelas aja, katanya lu mau nyalin PR
Matematika gue” kata Rachel berusaha menenangkan Agatha.
Sesampainya di kelas Agatha dan Rachel segera duduk di bangku
mereka untuk menyalin PR Matematika. Seperti biasa suasana di kelas sangat
riuh. Ada yang sedang bercanda, gossip, lempar- lemparan kertas bahkan beberapa
cewek sedang asik berdandan.
RINNNNGGGG!! Bel tanda masuk berbunyi. Pelajaran pertama
hari Jumat diawali dengan Bu Susan, guru Matematika yang terkenal sangat kiler
dalam mengajar. Suasana kelas yang tadinya ramai dalam sekejab menjadi seperti
kuburan.
Tapi, tiba-tiba “Hoaammmmm...” suara menguap Agatha yang mengantuk
karena bosan. “Busyet...,
sepi banget sih nih kelas, kalah kali kuburan” bisik Agatha dengan Rachel. Dan, kruel langsung Agatha meletakkan
kepalanya di meja dan tidur.
“Agatha, coba kerjakan PR soal nomor 2 di papan tulis” suruh Bu
Susan. Rachel yang mengetahui sahabatnya sedang tertidur nyenyak berusaha
membangunkan Agatha. “Atha, Tha… bangun Tha, dipanggil Bu Susan noh” kata
Rachel sambil menyenggol siku Agatha sembari menginjak kakinya. Tetapi Agatha
pun tidak mendengar suara Rachel karena ia tertidur sangat pulas, bahkan
mungkin malah sedang bermimpi indah. Mengetahui bahwa muridnya itu sedang
tertidur pulas, Bu Susan beranjak dari tempat duduknya, “AGATHA PUTRI PRASETYA!!
kerjakan soal nomor 2” bentak Bu Susan dengan suara keras dan meninggi. Semua
anak kaget, termasuk Agatha “Hah.. iya Bu kenapa Bu?” jawab Agatha dengan
keadaan setengah sadar sambil garuk-garuk kepala. Sontak semua teman sekelasnya
termasuk Rachel tertawa cekikikan karena melihat kelakuan Agatha. Ia pun kesal
karena melihat teman sekelasnya menertawakannya.
“Sudah, sekarang kamu keluar dan berdiri ditengah lapangan sampai
bel istirahat berbunyi” suruh Bu Susan. Agatha segera menjalankan hukumannya.
Ketika menuju ke lapangan Agatha masih ngedumel dan kesal
karena merasa nasibnya hari ini sial “Aduh sial banget sih hari ini gue , tadi
pagi kecripratan air gara-gara mobil, dimarahin lagi ama Bu Susan, nanti
apalagi ya” keluh Agatha dalam hati sambil mengayun-ayun kakinya yang seolah
sedang menendang-nendang sesuatu.
Tiba-tiba, GABRUUKKKK!! secara tidak sengaja Agatha menabrak seorang
laki-laki ternyata kakak kelasnya, ”Aduh…sakit!” rintih Agatha sambil mengusap-usap
sikunya yang sakit, ”Duh.. maaf ya, gak sengaja habis kamunya gak liat-liat
jalan sih” kata lelaki itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Agatha
berdiri. Agatha yang mendengar kata-katanya ingin memarahinya. Tapi ia
mengurungkan niatnya ketika melihat lelaki itu “Ih… emm..” ucap Agatha yang
tidak jadi ia teruskan karena terpana melihat lekaki itu. Kemudian lelaki itu
berusaha membantu Agatha untuk berdiri “Lu nggak apa-apa kan? Oh ya gue Daniel ”
kata laki-laki itu sambil tersenyum dan membantu Agatha berdiri.
“Ehm gak apa kok, gue Agatha” jawab Agatha agak setengah cuek.
“Maaf ya” sekali lagi Daniel tersenyum dan tanpa berkata-kata lagi
ia pergi meninggalkan Agatha sendiri. Seperti setengah sadar setengah tidak
Agatha terbengong-bengong sesaat setelah tiba tiba bertemu dengan Daniel.
Sesaat Agatha masih senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Lupa kecipratan
air di jalan bahkan lupa kalau ia sedang kena hukuman Bu Susan. Rupanya ia
masih terkesima dengan ketampanan pemuda yang baru saja menabraknya. Sesampainya
di lapangan Agatha segera melaksanakan hukuman yang diberikan oleh Bu Susan.
Bel pulang berbunyi, Agatha dan Rachel bergegas pulang
ke rumah mereka masing-masing. Diperjalanan Agatha masih tersenyum sendiri
seperti orang gila. Ia pun masih enggan cerita sama sahabatnya tentang apa yang
barusan terjadi. “Ngapain sih lu Tha, senyum-senyum sendiri?”
“Ada deh…” jawab Agatha sekenanya.
Awalnya Agatha memang agak ogah cerita sama Rachel. Tapi
akhirnya ia cerita juga. Ia merasa nggak nyaman jika menyakiti hati sohib yang
paling mengerti dirinya. Dan ia pun mulai nyerocos menceritakan tentang
pertemuannya sesaat dengan Daniel. “Hah … Daniel??? Dia itu kan Ketua OSIS
kita.” Rachel pun tertawa dan sedikit terkesan ngeledek mendengar cerita Agatha.
“Hahaha.. ternyata seorang Agatha bisa suka juga toh ama laki-laki kirain…” kata
Rachel yang belum selesai karena dipotong oleh Agatha.
“Ihh… lu pikir gue lesbi apa” potong Agatha sambil mencubit pipi
Rachel dengan gemas.
“Chel, gue deg-degan lho ketemu pertama ama dia”
“Ah lhu aja, nih GR atau terhipnotis Daniel kali”
Percakapan pun terus berlangsung. Dan Rachel – sahabat Agatha yang
paling baik itu menyarankan agar Agatha mau merubah sedikit penampilannya biar
nggak terlalu tomboy lagi. Lalu Agatha meminta pada Rachel untuk membantunya.
Mereka berdua akhirnya janjian untuk ke salon.
Dua hari kemudian, karena hari Minggu, Rachel mengajak
Agatha kesalon langganannya untuk merubah penampilannya biar sedikit feminim.
“Mbak.. tolong ya make over teman
saya ini, biar lebih cantik” pinta Rachel kesalah satu karyawan salon. “Okeh
deh nek. Lagi fall in love ya??”
kata karyawan salon dengan gaya
bancinya. Pertama Agatha menolak karena geli dengan Si Perias salon, sehingga
ia agak ogah merubah penampilannya. Tapi Rachel nggak kurang akal untuk membujuk
Agatha sambil nyebut-nyebut Si Daniel yang sudah membiusnya dengan senyuman.
Beberapa menit kemudian “Wow keren…gile… cantik amat Lu.
Coba dari dulu kayak gini” kata Rachel terkejut melihat sahabatnya berubah
menjadi cantik.“Ngeledek lu! Gue gak bakalan nyaingin Lu, Chel..” kata Agatha
sambil nyubit Rachel sedikit genit.
Esok harinya, di sekolah seperti biasa semua teman-teman
sekolahnya menunggu kedatangan Rachel di depan pintu gerbang. Tetapi ketika
Agatha dan Rachel melintas teman-temannya yang biasa menyapa dan menggoda Rachel
kini tidak menggoda Rachel tapi justru mereka semua heran serta kagum melihat
ada sesuatu yang berubah pada diri Agatha yang terlihat beda dari biasanya. “Wow.. tha lu cantik banget hari ini kayak
bidadari aja, tumben banget lu dandan” kata teman mereka. “Ye…baru tau!!” sahut Agatha ketus. “Suit-suit!!! Prikitiu……”
ledekan cowok-cowok lain.
Sebenarnya Agatha sedikit risih dengan penampilan
barunya karena hampir semua teman sekolahnya termasuk Daniel memandanginya.
Tapi diam-diam ia merasa berbunga-bunga kalu yang melihatnya Daniel, Sang Calon
Pangerannya itu.
“Hai Chel, hai Tha, sepertinya ada yang beda deh dari lu tapi apa
ya.” sapa Daniel sambil memperhatikan penampilan Agatha yang sedikit bebeda.
“ Ahh.. kakak bisa aja deh” kata Agatha dengan agak malu-malu.
“Eh.. Tha, gue nyari buku dulu ya di perpustakaan ya” potong Rachel
yang ingin pamit dengan Agtha. Ia tahu kalau Agatha ingin mengobrol dengan
Daniel dan sengaja meninggalkan Daniel dengan Agatha untuk berdua.
Ketika mereka sedang asyik
bercanda di koridor sekolah tiba-tiba Fakhri teman dekat Daniel datang dan
mengejutkan mereka, “eh.. lu dicariin kemana-mana
ternyata disini lagi asyik mojok” goda Fakhri.
“Apaan sih lu” kata Daniel yang terlihat sedikit
kesal dengan temannya.
“Ye gitu aja marah, eh.. siapa nih, anak baru ya?” Tanya Fakhri
sambil menujuk dan memandangi Agatha. “Ih.. gimana sih? masa gak kenal sama
Agatha adik kelas kita yang sering ikut lomba taekwondo dan jago melukis itu
sih?” kata Daniel yang memberitahu temannya tersebut.
“Hah, Agatha yang tomboy dan jutek itu?” Tanya Fakhri yang terkejut
melihat perubahan Agatha sekarang. “Hussstt.. parah lu ngomongnya, maaf ya Tha,
maklumin aja “ kata Daniel yang berusaha memarahi Fakhri atas ucapannya dan
meminta maaf pada Agatha.
Perbicangan mereka bertiga
terpaksa harus terhenti karena bel masuk berbunyi, Daniel dan Fakhri berpamitan
dengan Agatha dan pergi kekelas mereka. Dikelas, Agatha bertemu Rachel dan
berterimakasih atas tindakannya tadi.” thank ya Chel, lu tau aja kalo gue mau
berduaan ama Daniel hehehe” ucap Agatha yang ceplas-ceplos dan terlihat sangat
senang. “Ya.. sama-sama” kata Rachel sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sepulang sekolah Agatha pergi
ketempat latihan taekwondo. Agatha adalah peserta ekskul Taekwondo. Tiba-tiba
diperjalanan, ada seseorang yang memanggil Agatha. Agatha yang mendengarnya
berusaha mencari asal suara tersebut. Ternyata yang memanggilnya adalah Fakhri
“ Ehh.. kak Fakhri, gue kira siapa?” kata Agatha. “Hehehe.. lu mau kemana sih?”
tanya kak Fakhri. “ehm.. gue mau latihan taekwondo. Kakak sendiri mau kemana?”
jawab Agatha sambil meminggirkan sepedanya. “Oh... gue juga tadi dari sana,
biasa nganter adek. Tapi sekarang lagi mau jalan-jalan aja” jawab Fakhri. “ Duh..
maaf ya kak perbincangannya berhenti dulu sampai sini, soalnya gue udah telat
nih” kata Agatha sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan latihan hampir
dimulai dan kemudian Agatha tergopoh-gopoh segera mengayuh sepedanya. “Ok ”
kata Fakhri sambil melambaikan tangannya ke Agatha yang melaju dengan cepat.
Setibanya di tempat latihan
Agatha segera memasuki barisannya. Ia mulai mengikuti gerakan yang sedang
dilakukan oleh pelatihnya. Tetapi pelatihnya agak kesal karena Agatha hari ini
tidak konsetrasi dalam mengikuti gerakannya. “Agatha .. sudah telambat tidak
konsetrasi lagi kamu kalo kamu tidak suka lagi dengan taekwondo mending kamu
keluar!!” bentak pelatihnya yang terlihat sangat marah. Agatha pun meminta maaf
dan izin keluar sebentar untuk menenangkan diri. “Duh... gue kenapa sih? aneh
banget hari ini” keluh Agatha dalam hati. Tiba-tiba dari belakang Agatha ada
seorang yang mengulurkan sebotol air
mineral untuknya ketika Agatha menoleh ia sangat terkejut karena orang tersebut
adalah Daniel. “Kenapa sih dari tadi gue perhatiin lu gelisah amat. Lagi banyak
masalah ya?” tanya Daniel yang iba melihat Agatha. “Ah.. gak apa kok Kak, Cuma
lagi bad moot aja gue” jawab Agatha
lemas. “Eh.. gimana kalo gue ajak lu makan, di sekitar sini ada makanan enak
banget loh” ajak Daniel yang berusaha membuat Agatha lupa dengan kesedihannya,
Agatha pun menerima ajakan Daniel. “Sehabis latihan aja Kak” sergah Agatha. “Ok
aku tunggu di halaman ya.”
Selesai latihan Agatha
bergegas menemui Daniel untuk makan di kantin. Setibanya di tempat makan Agatha
yang masih terlihat murung. Daniel berusaha membuat Agatha tersenyum dengan
memberikannya sebuah tebakan. “Eh..gue punya tebakan nih buat lu? Ada gak ayam
berkokok siang-siang? Hayo jawab kalo gak bisa gue cubit ya hidungnya” tanya
Daniel. Agatha langsung memikirkan jawabannya
“Ehmm.. ya ada lah..” jawab Agatha dengan percaya diri. Namun ternyata
jawabannya salah. “Ih.. salah tau” kata Daniel yang menyalahkan jawaban Agatha,
ia tidak percaya bahwa jawabannya ternyata salah. “Lalu apa jawabannya Kak? Masa
sih gak ada? terus jawabannya apaan deh?” tanya Agatha dengan penasaran. Lalu
Daniel pun memberitahu jawabannya “Dimana-mana ayam tuh kalo berkokok bunyinya ya
kukuruyukkk. Mana ada ayam berkokok
bunyinya siangsiangsiang gitu” jawab
Daniel sambil tertawa dan mencubit hidung Agatha. “ Ih.. tebakannya gak jelas,
sekarang giliran gue yah ” kata Agatha sambil mengusap-usap hidungnya yang
merah, ia tak mau kalah memberikan pertanyaan ke Daniel. “Boleh” jawab Daniel
yang menerima tantangan Agatha. “Tapi nanti kalo Kakak gak bisa jawab Kakak harus
gendong gue sampe rumah ya? Berani gak tuh” kata Agatha yang memberitahukan
hukumannya. Daniel pun mengangguk setuju.
“Oke? Jawab ya, ada 10 bebek terus di kali 2 jadi
sisanya berapa?” tanya Agatha. “Dua puluh” Daniel dengan percaya dirinya
menjawab. “Salah” sahut Agatha. Daniel pun heran mengapa jawabannya salah dan
menanyakan apa jawaban yang benar “ yang bener itu tinggal delapan lah, kan
yang 2 ada di kali hahahaha” jawab Agatha sambil tertawa puas. “maksud lu, di
sungai?” Daniel mengalah. Ia merasa senang karena Agatha tidak sedih lagi.
Agatha pun tak menagih hukumannya pada Daniel yang harus menggendongnya sampai
rumahnya. “Ah tapi Kakak gak usah gendong gue lah. Kakak udah bikin gue gak bad moot lagi.”
Esok harinya, di sekolah
Fakhri menceritakan pada Daniel bahwa dia sangat menyukai Agatha dan meminta
tolong pada Daniel untuk mendekatkannya pada Agatha, Daniel pun mengangguk
setuju. Di tempat yang berbeda, Agatha menceritakan happy and hoky story nya ketika kemarin bersama Daniel. Rachel yang
mendengar cerita sahabatnya pun ikut senang.
Ketika mereka sedang asyik
bercerita tiba-tiba Agatha dipanggil oleh Bu Hanna untuk mengikuti seleksi
pentas drama buat acara Pensi Sekolah. “Kenapa nggak Rachel aja Bu?” sanggah
Agatha. “Nggak, kamu aja, biar nanti Rachel ada peran lain sebagai ibu
tirinya.” Agatha pun menerima tawaran Bu Hanna karena ia sudah mendengar kalau Daniel
juga mengikuti drama tersebut. Agatha pun tambah senang karena ia akan
memerankan sebagai Putri salju yang berpasangan dengan Sang Pangeran yang akan
diperankan oleh Daniel.
Waktu latihan drama pun
akhirnya tiba. Ketika drama akan dimulai, Agatha tiba-tiba terpeleset. Sejurus Daniel
dengan refleksnya memegang tangan
Agatha. Namun dari kejauhan Fakhri sempat melihatnya. Ia kesal melihat adegan
spontan itu, karena Daniel janji ingin membantu Fakhri untuk mendekatkannya
dengan Agatha. Daniel yang melihat keberadaan Fakhri langsung melepaskan
pergelangan Agatha. Agatha yang tadinya senang karena telah ditolong oleh
Daniel seketika heran mengapa Daniel langsung melepaskannya begitu saja.
Latihan pun usai. Ketika
Agatha ingin berganti baju di ruang ganti tiba-tiba ia melihat ada surat dari
Daniel. Agatha pun langsung membacanya ternyata isinya Daniel ingin bertemu
dengannya di tempat pertama kali ia bertemu dengannya. Agatha pun langsung
menuju ke tempat yang di masudkan dalam surat itu. Tetapi setibanya disana ia
tidak melihat Daniel tapi ia hanya melihat Fakhri, “Loh kok lu sih yang disini
Kak Daniel mana?” tanya Agatha heran. “Oh .. Daniel masih ditempat latihan” jawab
Fakhri. Agatha bingung karena Daniel yang mengajaknya untuk bertemu justru
tidak datang. ketika Agatha ingin pergi meninggalkan Fakhri, tiba-tiba Fakhri
menarik tangan Agatha untuk tidak pergi “Tunggu Tha, ada yang mau gue omongin
sama lu” kata Fakhri dengan serius. Agatha pun mengurungkan niatnya untuk
pergi. “Kenapa ya kayaknya kok serius amat sih” kata Agatha yang heran melihat
sikap Fakhri yang akhir-akhir ini sedikit aneh. “Sebenarnya, gue tuh suka sama
lu dari dulu, dan gue tau lu lebih menyukai Daniel dibanding gue, makanya pas
gue tau lu sedih waktu lu lagi latihan taekwondo, gue suruh Daniel buat hibur
lu. Sorry Tha, mau gak jadi pacar gue?” gile rupanya Fakhri to the point langsung nembak Agatha dengan penuh harapan akan
diterima oleh Agatha. Sesaat Agatha terkejut. Ia mencoba untuk tidak buru-buru
menjawab pertanyaan Fakhri. “Maaf ya... gue ambil tas dulu di tempat latihan.”
Agatha perlahan pergi meninggalkan Fakhri. Fakhri kecewa dengan sikap Agatha
yang tidak menjawab pertanyaannya tetapi malah meninggalkannya.
Pada hari berikutnya ketika
pulang sekolah, di perjalanan Agatha curhat masalahnya pada sahabatnya Rachel.
Wajahnya melo banget, tidak seperti
aslinya yang tomboy dan jutek “Chel, gue bingung harus jawab apa ke Fakhri, gue
gak tega jawabnya gue udah telanjur sayang banget sama Daniel” keluh Agatha.
Bahkan sempat matanya nampak berkaca-kaca. Rachel mencoba memeluknya. Ia
membiarkan Agatha untuk menumpahkan kegalauan hatinya. Setelah Agatha nampak
merasa tenang, Rachel mulai membicarakannya pada Agatha. “Menurut gue kalo Lu
emang gak suka sama Fakhri ya udah bilang saja baik-baik dan terus terang. Masalah
Daniel, lu tuh harus bilang sama dia kalo lu suka sama dia” Saran Rachel ke
Agatha. Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing.
Esok paginya ketika Agatha
sedang sarapan pagi, Agatha mendapat berita dari ibunya bahwa pamannya
mengabulkan Agatha untuk sekolah ke Italia. “Atha, ibu kemarin ditelpon Om
Anton, kalau kamu boleh sekolah ke Itali dan segera berangkat” kata ibunya
dengan senang. “Hah?? yang bener Bu? yes akhirnya bisa juga gue sekolah keluar
negeri” kata Agatha sambil mengepalkan tinjunya dan jejingkrakan. Agatha senang
sekali, karena itulah impiannya dari dulu yaitu sekolah keluar negeri dan
menjadi pelukis terkenal. Tetapi ia juga sedih karena ia harus berpisah dengan
Daniel. Agatha pun segera berpamitan
pada ibunya untuk bergegas berangkat sekolah.
Diperjalanan menuju sekolah Agatha menceritakan pada
Rachel bahwa ia akan pergi keluar negeri “Chel, akhirnya usaha gue selama ini
gak sia-sia. Gue diijinin ikut Om Anton dan sekolah di Itali, coy” kata Agatha
yang tak henti-hentinya tersenyum bahagia. “Cielah.. selamat ya” kata rachel sambil
memberikan pelukannya. “Tapi.... gue gak bakal ketemu lagi sama Daniel” kata
Agatha yang tadinya tertawa senang sekarang mendadak menjadi sedih. “Kemarin gue
kan udah bilang kalo emang lu suka ama dia, lu ngomong dong” kata Rachel
berusaha membujuknya.
Akhirnya Agatha pun memberanikan
nyalinya untuk menjalankan saran dari Rachel. Agatha segera menemui Daniel di ruang
musik. Sayup-sayup terdengar suara petikan gitar dengan alunan lagu What If yang
dimainkan Daniel ciptaan Super Junior. Kebetulan Daniel sedang sendirian di
ruang itu.
“Lagi asyik ya Kak? ada waktu gak?? aku pengen
ngomong sebentar sama Kakak” sela Agatha yang membuat Daniel menghentikan
jari-jemarinya memetik gitar. “Oh.. ada apa Tha??” kata Daniel sambil tersenyum,
bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Agatha. “ Kak .. marah nggak kalau
gue ngomong sesuatu ke Kakak.”
“Ada apa sih Tha serius amat, ngomong aja kalau
ada masalah. Nanti gue bantuin.”
“Gue tuh sebenarnya suka sama Kakak, Kakak mau gak
jadi pacar gue?” kata Agatha dengan spontan yang memberitahu perasaannya.
Daniel yang mendengarkan pernyataan Agatha terkejut tapi juga senang karena
selama ini Daniel diam-diam juga menyukai Agatha.
Tapi Daniel tak memberi
jawaban, meskipun matanya menyapa dan menerima Agatha dengan lembut. Saat itu
hati Daniel gundah. Ia merasa belum bisa menerima cinta Agatha karena
sahabatnya Fakhri juga menyukai Agatha. Selain itu Daniel sudah berpacaran
dengan teman sekelasnya. “Ah kita mesti konsentrasi pada sekolah dulu aja Tha.”
Agatha merasa bahwa cintanya telah ditolak oleh Daniel. Segera ia pergi
meninggalkan Daniel. Ia merasa malu dan sedih. “Tha...tunggu!” Daniel mencoba
mencegahnya, namun Agatha terus ngeloyor meninggalkannya. Daniel merasa salah
tingkah, sedih, gelisah sesal bercampur aduk. Ia hanya terbengong-bengong menatap
Agatha yang melangkah dikejauhan yang kelihatan gontai.
Dua bulan berlalu, Agatha segera mempersiapkan
barang-barang untuk pergi ke Itali. Agatha berusaha untuk melupakan Daniel yang
telah menolak cintanya, dan segera berangkat ke Itali. Tapi sebelum pergi ia ingin
berpamitan dengan sahabatnya dan mengucapkan terimakasih dan salam perpisahaan.
Rachel merasa sedih karena harus berpisah dengan sahabatnya “Tha, jangan pergi
nanti siapa yang bantuin gue ngerjain PR Matematika, terus nanti kalo gue digodain
sama teman-teman, siapa yang bakal bela gue” kata Rachel yang berusaha mencegah
Agatha untuk pergi. “Yaelah gue tuh Cuma pergi ke Itali doang. Gak lama lagi, bukan
pindah planet kali. Lagian kan sekarang udah canggih lu kalo kangen ama gue
bisa kirim message lewat blackberry, fb-an atau apalah” kata Agatha menenangkan
Rachel.
“Chel, gue minta tolong lu. Kasih ini ke Daniel”
kata Agatha sambil menyerahkan sebuah bungkusan dan surat pada Rachel. Sejenak
mereka berpelukan, mengucap salam perpisahan. Taxi sudah menunggu untuk menuju
bandara karena pesawat menuju Italia 2 jam lagi akan segera berangkat. “Ayo
Tha.. keburu terlambat” kata mamanya yang juga menemaninya ke bandara. Agatha
dan Rachel saling melambaikan tangannya, tanda perpisahan.
Setelah Agatha pergi Rachel
segera bergegas kerumah Daniel untuk memberikan titipan Agatha ke Daniel “Kak Daniel,
nih ada titipan dari Agatha buat kakak” kata Rachel sambil menyerahkannya ke
Daniel. Daniel pun menerima dan membuka pemberian Agatha yang ternyata isinya
lukisan wajah Agatha yang bersandar di bahu Daniel, dan sebuah surat. Sejenak
ia menatap lukisan itu dangan hati yang terdalam. Lalu ia segera membacanya suratnya.
Tiba-tiba ia merasa sedih dan termenung. Seketika badannya serasa lemas. “Ia
sudah berangkat” tanya Daniel. “Sudah 1 jam yang lalu.” Daniel bergegas
menyalakan sepeda motornya dan segera pergi ke Bandara, tanpa memperdulikan
Rachel lagi.
Sial, Penerbangan yang menuju
Itali rupanya sudah lepas landas. Daniel menyesal karena selama ini ia merasa
menyakiti hati Agatha karena menolak cintanya. Daniel pun pulang dengan perasaan
bersalahnya.
Lima tahun kemudian, Agatha
kembali ke Indonesia karena mendapat undangan acara pameran lukisan. Agatha
segera pergi untuk menghadiri undangan disebuah acara pameran. Tiba-tiba saat
Agatha sedang menata lukisan-lukisannya secara tidak sengaja ia menabrak
seorang pria tampan dihadapannya “Maaf ya, gak sengaja” kata Agatha yang sambil
meminta maaf pada lelaki itu. Betapa terkejutnya Agatha ketika mengetahui bahwa
lelaki itu adalah Daniel. Daniel pun juga terkejut, Mereka terdiam sesaat dan
saling pandang dengan tatapan berjuta makna. “Aku kebetulan manager EO-nya di
pameran ini. Terima kasih, telah menerima undangan kami” Tiba-tiba Daniel mengulurkan
tangannya dan dengan tulus meminta maaf kepada Agatha. “Terima kasih atas
pemberian lukisanmu waktu itu, maafkan aku Agatha” Agatha pun tak bisa berucap
kata. Tanpa ia sadari air mata telah menetes di pipinya yang lembut. Kenangan
yang bertahun-tahun sulit ia lupakan tiba-tiba terasa di pelupuk matanya.
Dengan gentle Daniel mengulurkan kedua tangannya. Seperti sebuah magnet yang
berkekuatan sangat dahsyat. Agatha pun tak mampu menolak uluran tangan perkasa
namun lembut itu. Ia pun menggapainya. Kuncup bunga cinta nampak bersemi
kembali. Sejuta kerinduan tertumpahkan dengan pelukan lembut.
“Aku nggak bisa membohongi perasaanku, Agatha.” Daniel
merapatkan pelukannya, seakan tak mau terpisahkan
lagi. “Trima kasih Kak.” tanpa sengaja Agatha menyapa Daniel dengan panggilan
kakak seperti yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu. Hati Daniel pun
berdebar kencang.“Hadiah lukisanmu begitu indah, sebuah lukisan cinta, Agatha.”
Daniel berbisik lembut dan mesra.
by ; Mariaenggar ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar