Kasih Sepanjang Masa
Tasya adalah seorang gadis kecil tuna rungu,
tuna wicara dan cacat.
Tasya hanya bisa duduk dan melihat ibunya yang dengan penuh kasih sayang dan
sabar membantu Tasya dalam menjalankan hidupnya. Tasya menderita penyakit
tersebut sejak Ia berumur 5 tahun karena kesalahan dari rumah sakit tempat dimana dulu ia dirawat saat Ia mengalami kecelakaan.
Pihak rumah sakit salah memberikan obat kepada Tasya. Tasya tinggal bersama ibu dan
kedua kakaknya yaitu Sisya
dan Sasya
Sejak ayahnya meninggalkan mereka karena tidak bisa menerima keadaan hidupnya
dan keadaan ekonominya yang serba kurang.
Pada suatu hari, seperti biasa ibunya sedang menyiapkan
sarapan pagi untuk Tasya dan kedua kakaknya. Sementara ibunya sedang menyiapkan
sarapan untuk Tasya dan kakaknya, Tasya hanya bisa melihat ibunya menyiapkan
sarapan untuknya dari kursi rodanya. “Tasya, kamu itu hanya menyusahkan ibu
saja. Lihat setiap hari ibu harus mengurus kamu yang hanya bisa duduk dikursi
roda dan ayah meninggalkan kita semua dengan tidak bertanggungjawab.” Kata Sisya kakak pertama Tasya. “Tau nih Tasya yang bias kamu lakukan hanya menyusahkan
ibu saja!” sambung Sasya kakak kedua Tasya. Meskipun Tasya tidak bisa mendengar
apa yang diucapkan oleh kedua kakaknya itu tetapi Ia mengerti maksud kedua
kakaknya itu dengan melihat gerak bibir kedua kakaknya. Tasya merasa perkataan
kedua kakaknya itu benar Ia hanya menyusahkan ibunya dan karenanya ayahnya
pergi meninggalkan mereka. “Sisya, Sasya apa yang kamu katakana? Ibu tidak
pernah merasa lelah atau menyesal merawat Tasya. Apalagi menyalahkan Tuhan yang
telah memberikan gadis cantik dan pintar seperti Tasya.” Kata ibu Tasya
menyudahi percakapan mereka.
Tasya merasa sedih melihat perkataan ibu yang
membelanya dari kedua kakaknya. Namun, ia tetap benci dengan dirinya yang
merasa tidak berguna untuk orang lain. Melihat ekspresi raut muka Tasya, ibunya
mengerti keadaan anaknya saat ini. Ibunya pun berusah menghibur anaknya itu
yang sedang kecewa dengan perkataan kedua kakaknya”Tasya tidak perlu sedih apa
yang dibicarakan oleh kedua kakakmu, mereka dan Ibu sayang sama kamu.” Hibur
ibunya sambil mengelus pundak Tasya. “sudah lebih baik kita sarapan pagi saja,
ibu telah menyiapkan nasi goring kesukaan kalian.” Sambung ibunya. Tasya masih
memikirkan perkataan kedua kakaknya tadi dan mengerti ibunya hanya berusaha
menghibur hatinya saja.
Keesokan harinya, hari dimana peristiwa yang paling
berharga bagi Tasya karena hari ini Tasya berulang tahun yang ke 15tahun. Ia
bersyukur kepada Tuhan masih diberi Umur Panjang oleh Tuhan. Tetapi, disisi
lain Ia merasa benci karena Ia masih menyusahkan banyak orang dan tidak bisa
bersekolah seperti anak-anak normal lainnya. (tok tok) terdengar suara ketukan
pintu dari kamarnya yang membuat Tasya tersadar dari lamunannya. “Tasya”
terdengar pelan dan lembut suara ibunya dari balik pintu kamarnya. “apakah kamu
sudah bangun?”Tanya ibunya sambil berjalan mendekatinya. Tasya pun perpura-pura
terdur, Ia tidak ingin ibunya tahu bahwa ia sedang menagis. “tasya, ayo bangun
nak ibu punya sesuatu untukmu” panggil ibunya lagi sambil membuka selimut yang
dipegang oleh Tasya. Tasya merasa tertarik dan penasaran apa yang akan
diberikan ibunya dihari ulang tahunnya kali ini. Ibunya langsung membantu Tasya
untuk bangun dan duduk dikursi rodanya. “ Ibu, kak Sisya dan Kak Sasya sudah
menyiapkan sesuatu untukmu. Kamu pasti suka.” Kata ibu Tasya sambil mendorong
kursi roda Tasya menuju ruang keluarganya. “oh ya, tumben hari ini kamu tidak
memanggil ibu. Apakah ada yang kamu pikirkan?” Tanya ibunya saat menuju ruang
keluarga mereka. Tasya biasa memanggil ibunya dengan membunyikan lonceng yang
diberikan ibunya saat ia membutuhkan batuan ibunya. Tetapi, hari ini Tasya
tidak ingin menyusahkan ibunya. Ia ingin hari ini ibunya tidak usah merawatnya,
tapi justru ibunya memberikan kejutan kepadanya. Ketika sampai diruang
keluarga, Tasya tidak melihat sesuatu disana karena keadaan yang gelap.
Tiba-tiba ketika ibu berhitung sampai tiga semua lampu menyala dan kedua
kakanya telah berdiri disamping kue bertulisan “happy birthday Tasya” dan dua buah lilin berbentuk lima belas.
Tanpa disadari air mata mulai membasahi pipinya. Tasya tahu bahwa semua ini
telah ibunya persiapkan untuknya tanpa bantuan dari kedua kakaknya Sisya dan
Sasya. Dihati Tasya ada rasa senang sekaligus sedih karena ia tidak bisa
memberikan kejutan seperti ini kepada ibunya saat ibunya berulangtahun tahun
lalu. ”Tasya enak sekali jadi seperti kamu diberi kjutan ulangtahun seperti ini
dari ibu” ujar kak Sasya ketus. “iya ibu sampai bela-belain tidak tidur hanya
untuk menyiapkan ini semua untukmu” sambung kak Sisya ketus. Tasya merasa apa yang
dikatakan kedua kakaknya benar ia hanya bisa merepotkan ibunya saja. Melihat
ekspresi wajah Tasya ibunya pun langsung mengeluarkan sebuah kotak besar
dibungkus rapi dengan kertas kado. “ Tasya, ibu punya sesuatu untukmu pasti
kamu suka.” Kata ibu sambil memberikannya pada Tasya. Lalu ibu membantu Tasya
membukakan bungkusan tersebut. Tiba-tiba Tasya terkejut kagum setelah melihat
isi dari bungkusan besar tersebut.”bagaimana kamu suka dengan isinya kan?maaf
ya ibu hanya dapat memberikan ini untukmu.” Kata ibunya. Isi bungkusan besar
itu dalah sebuah violin indah berwarna hitam mengkilat bersih dan terdapat
ukiran Tasya di violinnya. Tentu saja Tasya sangat senang dengan apa yang telah
diberikan oleh ibunya itu. “ayo Tasya buat permohonan sebelum kamu tiup lilinnya”
suruh ibu padanya. Kemudian Tasya menutup kedua matanya dan bedoa di dalam
hatinya. “Tuhan terima kasih tak hentinya
aku ucapkan kepadamu atas apa yang Engkau berikan di hari yang special ini, dan
telah memberikan ibu yang penuh kasih sayang menjaga dan merawat ku hingga saat
ini dan kedua kakak yang aku sayang.” Doa Tasya dalam hati dan meniup
lilinnya. “sekarang kamu bisa mengembangkan hobbymu dalam bermusik” kata
ibunya. Ibu Tasya berencana ingin memasukan Tasya kesebuah sekolah musik khusus
orang-orang penyandang cacat.
Keesokan harinya ibunya mengajak Tasya untuk ikut
mendaftarkannya kesekolah music tersebut. Setelah sampai disana ibunya segera
mengisi daftar formulir agar Tasya dapat segera cepat bersekolah disana.
“Hallo, ini Tasya ya?” Tanya salah seorang wanita. Sontak ibu Tasya terkejut
mendengar suara wanita tersebut. “ohlah, kak Galuh ternyata saya kira siapa.”
Kata ibu Tasya sambil menoleh kearah suara itu berada. “jadi ini yang namanya
Tasya cantik sekali ya pantas ibu sangat menyayanginya” kata wanita itu lagi.
Wanita tersebut bernama kak galuh. Ia adalah salahsatu guru pembimbing musik
disini. “nah Tasya ayo kakak antar kamu untuk melihat-lihat ruangan disini.”
Ajak kak Galuh sambil mendorong kursi rodanya. Tasya sangat tertarik dengan tempat
tersebut sepertinya tempat inilah yang nantinya akan menjadi dunia kedua
barunya. “bagaimana kamu suka dengan tempat ini?” Tanya kak Gauh sambil
menujukkan ruangan-ruangan disana. Tasya hanya menganggukan kepala tanda
senang.
Hari terus berganti Tasya sangat menyukai tempat
tersebut dan memiliki teman yang seprtinya disana. Tapi,terkadang timbul
selintas pikiran bagaimana keadaan cara ibunya membayar sekolah tersebut. Ia
tahu bahwa sekolah disana pasti tidak mengeluarkan uang sedikit. Kelas telah dimulai
Tasya melihat Kak Galuh sedang menuju kedalam kelasnya dengan membawa selembar
kertas. Tasya penasaran apa yang sedang dibawa oleh Kak Galuh ia mulai
menebak-nebak sendiri dalam hati. Tasy aberfikir kalau itu adalah surat
panggilan ia Karena belum membayar uang sekolah selama 1 bulan. “selamat pagi
anak-anak hari ini kaka ingin memberikan sebuah pengumuman kepada kalian semua’
Kata kak Galuh kepada kami dengan menggunakan bahasa isarat. “hari ini kakak
membawa sebuah formulir untuk kalian yang ingin mengikuti lomba music
internasioanal “sambung kak Galuh. Tasya merasa lega karena itu bukanlah surat
panggilan untuknya. Tapi, ia merasa bingung mengapa kak Galuh menawarkan
formulir pendaftaran lomba kepada kami. Sudah pasti jika kami semua yang ada
disini ikut tidak akan menang justru hanya akan membuat malu saja. Tapi Tasya
sangat tertarik dengan lomba tersebut terutama dengan hadiah yang ditawarkan
sangat menggiurkannya. Hadiah yang ditawarkan untuk juara 1 yaitu sebuah uang
tunai 15juta serta beasiswa bersekolah music di Prancis. Tasya berniat untuk
mengikuti lomba tersebut dan ingin membuktikan kepada kedua kakaknya bahwa dia
hanya bisa menyusahkan mereka. Kemudian Tasya segera meminta formulir tersebut
kepada Kak Galuh dan segera memberikannya kepada ibunya. Sepulangnya dari
sekolah Tasya langsung memberikan formulir tersebut kepada ibunya untuk segera
diisi. Keesokan harinya, Tasya mengembalikan formulir yang telah diisi oleh
ibunya kepada kak Galuh. “Tasya jadi ikut?’ Tanya Kak galuh. Tasya hanya menganggukan
kepalanya menandakan iya.
Setiap hari Tasya berlatih keras agar ia dapat
menampilkan sebuah permainan violin ynag indah agar nantinya ia dapat menjadi
juara. “Tasya apakah kamu tidak lelah setiap hari berlatih? Tanya kak Galuh
saat melihatnya sedang bermain violinnya diruangan music. Tasya hanya
menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak lelah berlatih. “tapi kamu
sudah sangat indah memainkan violinmu. Tetapi jika kamu ingin berlatih lagi
yasudah kakak tidak bisa melarangmu.” Sambung Kak Galuh lalu pergi.
Hari perlombaan tiba Tasya mulai merasa bahwa ia tidak
akan menang dalam perlombaan tersebut dan berencana membatalkannya. Namun,
berkat bujukan dari bunya ia tetap melanjutkan ke perlombaan tersebut. Setelah
mengantri cukup lama Tasya akhirnya mendapat nomor peserta tampi. Tasya
mendapat nomor 15 untuk tampil sambil menunggu giliran ibu Tasya dan kedua
kakaknya mencari tempat duduk agar dapat melihat dengan jelas. Para peserta
tampil dengan sangat memukau perasan takut Tasya mulai kembali menyelimuti
hatinya.
Pembawa acara memanggil nama Tasya untuk segera naik
keatas panggung karena saat ini adalah giliran Tasya untuk Tampil.Tasya penuh
dengan rasa Takut dan minder tapi Tasya harus segera Maju keatas panggung.
Kemudian Tasya dibantu oleh para Panitia untuk naik keatas panggung. Pandangan
Tasya menyeluruh kesemua penonton dan Tasya segera memainkan permainan
violinnya. Tasya membawakan sebuah alunan lagu berjudul lagu untuk mama yang sengaja ia pilih untuk ucapan trimakasihnya
terhadap ibunya. Para penonton sangat terharu mendegar alunan music yang
dimainkan oleh Tasya bahkan sebagian dari mereka menangis haru. Setelah
permainan selesai tepuk tangan aharu diberikan oleh para penonton dan para
juri. Tasya tidak mengira bahwa permainan violinnya akan disukai oleh banyak
orang yang hadir disini.
Pengumuman juara pemenang telah tiba, perasaan takut,
cemas, tak karuan yang dirasakan oleh Tasya. Ia hanya bisa berdoa berharap
namanyalah yang disebutkan sebagai pemenang 1.” Dan untuk juara 1 dengan total
hadiah 15juta dan beasiswa sekolah music di Prancis jatuh kepada….” Kata
pembawa acara saat mengumumkan juara 1 dengan diiringi music yang menegangkan.
“TASYA FELICIA!” panggil pembawa acara tersebut dengan lengkap yang membuat
Tasya terkejut tidak percaya. “dimohon kepada saudari Tasya untuk segera naik
keatas panggung untuk menerima hadiah” sambung pembawa acara tersebut. Kemudian
Tasya ditemani ibu dan kedua kakaknya naik keatas panggung untuk menerima
hadiah. Kedua kakaknya kagum sekaligus tidak percaya dengan apa yang diperoleh
oleh adiknya tersebut. Kedua kakaknya merasa menyesal dengan apa yang telah
diperbuatnya kepada adiknya dan mempunyai rasa iri terhadapnya. Lalu kedua
kakaknya itu meminta maaf kepada Tasya dan memberikan selamat kepada adiknya
itu.
Kemudian uang yang diterima Tasya dalam perlombaannya
dipakainya untuk beli alat pendengar dan pergi bersekolah music ke Prancis. Dan
kini Tasya dapat mendengar menggunakan Alat bantu pendengarannya dan menjadi
salahsatu perwakilan Indonesia bergabung dalam orkestra ternama di Prancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar