Senin, 17 November 2014

Kasih Sepanjang Masa


Kasih Sepanjang Masa
http://iphincow.files.wordpress.com/2010/12/kasih-sayang-seorang-ibu.jpg?w=100&h=150
  Tasya adalah seorang gadis kecil tuna rungu, tuna wicara dan cacat. Tasya hanya bisa duduk dan melihat ibunya yang dengan penuh kasih sayang dan sabar membantu Tasya dalam menjalankan hidupnya. Tasya menderita penyakit tersebut sejak Ia berumur 5 tahun karena kesalahan dari rumah sakit tempat dimana dulu ia dirawat saat Ia mengalami kecelakaan. Pihak rumah sakit salah memberikan obat  kepada Tasya. Tasya tinggal bersama ibu dan kedua kakaknya yaitu Sisya dan Sasya Sejak ayahnya meninggalkan mereka karena tidak bisa menerima keadaan hidupnya dan keadaan ekonominya yang serba kurang.
            Pada suatu hari, seperti biasa ibunya sedang menyiapkan sarapan pagi untuk Tasya dan kedua kakaknya. Sementara ibunya sedang menyiapkan sarapan untuk Tasya dan kakaknya, Tasya hanya bisa melihat ibunya menyiapkan sarapan untuknya dari kursi rodanya. “Tasya, kamu itu hanya menyusahkan ibu saja. Lihat setiap hari ibu harus mengurus kamu yang hanya bisa duduk dikursi roda dan ayah meninggalkan kita semua dengan tidak bertanggungjawab.” Kata Sisya kakak pertama Tasya. “Tau nih Tasya yang bias kamu lakukan hanya menyusahkan ibu saja!” sambung Sasya kakak kedua Tasya. Meskipun Tasya tidak bisa mendengar apa yang diucapkan oleh kedua kakaknya itu tetapi Ia mengerti maksud kedua kakaknya itu dengan melihat gerak bibir kedua kakaknya. Tasya merasa perkataan kedua kakaknya itu benar Ia hanya menyusahkan ibunya dan karenanya ayahnya pergi meninggalkan mereka. “Sisya, Sasya apa yang kamu katakana? Ibu tidak pernah merasa lelah atau menyesal merawat Tasya. Apalagi menyalahkan Tuhan yang telah memberikan gadis cantik dan pintar seperti Tasya.” Kata ibu Tasya menyudahi percakapan mereka.
Tasya merasa sedih melihat perkataan ibu yang membelanya dari kedua kakaknya. Namun, ia tetap benci dengan dirinya yang merasa tidak berguna untuk orang lain. Melihat ekspresi raut muka Tasya, ibunya mengerti keadaan anaknya saat ini. Ibunya pun berusah menghibur anaknya itu yang sedang kecewa dengan perkataan kedua kakaknya”Tasya tidak perlu sedih apa yang dibicarakan oleh kedua kakakmu, mereka dan Ibu sayang sama kamu.” Hibur ibunya sambil mengelus pundak Tasya. “sudah lebih baik kita sarapan pagi saja, ibu telah menyiapkan nasi goring kesukaan kalian.” Sambung ibunya. Tasya masih memikirkan perkataan kedua kakaknya tadi dan mengerti ibunya hanya berusaha menghibur hatinya saja.
Keesokan harinya, hari dimana peristiwa yang paling berharga bagi Tasya karena hari ini Tasya berulang tahun yang ke 15tahun. Ia bersyukur kepada Tuhan masih diberi Umur Panjang oleh Tuhan. Tetapi, disisi lain Ia merasa benci karena Ia masih menyusahkan banyak orang dan tidak bisa bersekolah seperti anak-anak normal lainnya. (tok tok) terdengar suara ketukan pintu dari kamarnya yang membuat Tasya tersadar dari lamunannya. “Tasya” terdengar pelan dan lembut suara ibunya dari balik pintu kamarnya. “apakah kamu sudah bangun?”Tanya ibunya sambil berjalan mendekatinya. Tasya pun perpura-pura terdur, Ia tidak ingin ibunya tahu bahwa ia sedang menagis. “tasya, ayo bangun nak ibu punya sesuatu untukmu” panggil ibunya lagi sambil membuka selimut yang dipegang oleh Tasya. Tasya merasa tertarik dan penasaran apa yang akan diberikan ibunya dihari ulang tahunnya kali ini. Ibunya langsung membantu Tasya untuk bangun dan duduk dikursi rodanya. “ Ibu, kak Sisya dan Kak Sasya sudah menyiapkan sesuatu untukmu. Kamu pasti suka.” Kata ibu Tasya sambil mendorong kursi roda Tasya menuju ruang keluarganya. “oh ya, tumben hari ini kamu tidak memanggil ibu. Apakah ada yang kamu pikirkan?” Tanya ibunya saat menuju ruang keluarga mereka. Tasya biasa memanggil ibunya dengan membunyikan lonceng yang diberikan ibunya saat ia membutuhkan batuan ibunya. Tetapi, hari ini Tasya tidak ingin menyusahkan ibunya. Ia ingin hari ini ibunya tidak usah merawatnya, tapi justru ibunya memberikan kejutan kepadanya. Ketika sampai diruang keluarga, Tasya tidak melihat sesuatu disana karena keadaan yang gelap. Tiba-tiba ketika ibu berhitung sampai tiga semua lampu menyala dan kedua kakanya telah berdiri disamping kue bertulisan “happy birthday Tasya” dan dua buah lilin berbentuk lima belas. Tanpa disadari air mata mulai membasahi pipinya. Tasya tahu bahwa semua ini telah ibunya persiapkan untuknya tanpa bantuan dari kedua kakaknya Sisya dan Sasya. Dihati Tasya ada rasa senang sekaligus sedih karena ia tidak bisa memberikan kejutan seperti ini kepada ibunya saat ibunya berulangtahun tahun lalu. ”Tasya enak sekali jadi seperti kamu diberi kjutan ulangtahun seperti ini dari ibu” ujar kak Sasya ketus. “iya ibu sampai bela-belain tidak tidur hanya untuk menyiapkan ini semua untukmu” sambung kak Sisya ketus. Tasya merasa apa yang dikatakan kedua kakaknya benar ia hanya bisa merepotkan ibunya saja. Melihat ekspresi wajah Tasya ibunya pun langsung mengeluarkan sebuah kotak besar dibungkus rapi dengan kertas kado. “ Tasya, ibu punya sesuatu untukmu pasti kamu suka.” Kata ibu sambil memberikannya pada Tasya. Lalu ibu membantu Tasya membukakan bungkusan tersebut. Tiba-tiba Tasya terkejut kagum setelah melihat isi dari bungkusan besar tersebut.”bagaimana kamu suka dengan isinya kan?maaf ya ibu hanya dapat memberikan ini untukmu.” Kata ibunya. Isi bungkusan besar itu dalah sebuah violin indah berwarna hitam mengkilat bersih dan terdapat ukiran Tasya di violinnya. Tentu saja Tasya sangat senang dengan apa yang telah diberikan oleh ibunya itu. “ayo Tasya buat permohonan sebelum kamu tiup lilinnya” suruh ibu padanya. Kemudian Tasya menutup kedua matanya dan bedoa di dalam hatinya. “Tuhan terima kasih tak hentinya aku ucapkan kepadamu atas apa yang Engkau berikan di hari yang special ini, dan telah memberikan ibu yang penuh kasih sayang menjaga dan merawat ku hingga saat ini dan kedua kakak yang aku sayang.” Doa Tasya dalam hati dan meniup lilinnya. “sekarang kamu bisa mengembangkan hobbymu dalam bermusik” kata ibunya. Ibu Tasya berencana ingin memasukan Tasya kesebuah sekolah musik khusus orang-orang penyandang cacat.
Keesokan harinya ibunya mengajak Tasya untuk ikut mendaftarkannya kesekolah music tersebut. Setelah sampai disana ibunya segera mengisi daftar formulir agar Tasya dapat segera cepat bersekolah disana. “Hallo, ini Tasya ya?” Tanya salah seorang wanita. Sontak ibu Tasya terkejut mendengar suara wanita tersebut. “ohlah, kak Galuh ternyata saya kira siapa.” Kata ibu Tasya sambil menoleh kearah suara itu berada. “jadi ini yang namanya Tasya cantik sekali ya pantas ibu sangat menyayanginya” kata wanita itu lagi. Wanita tersebut bernama kak galuh. Ia adalah salahsatu guru pembimbing musik disini. “nah Tasya ayo kakak antar kamu untuk melihat-lihat ruangan disini.” Ajak kak Galuh sambil mendorong kursi rodanya. Tasya sangat tertarik dengan tempat tersebut sepertinya tempat inilah yang nantinya akan menjadi dunia kedua barunya. “bagaimana kamu suka dengan tempat ini?” Tanya kak Gauh sambil menujukkan ruangan-ruangan disana. Tasya hanya menganggukan kepala tanda senang.
Hari terus berganti Tasya sangat menyukai tempat tersebut dan memiliki teman yang seprtinya disana. Tapi,terkadang timbul selintas pikiran bagaimana keadaan cara ibunya membayar sekolah tersebut. Ia tahu bahwa sekolah disana pasti tidak mengeluarkan uang sedikit. Kelas telah dimulai Tasya melihat Kak Galuh sedang menuju kedalam kelasnya dengan membawa selembar kertas. Tasya penasaran apa yang sedang dibawa oleh Kak Galuh ia mulai menebak-nebak sendiri dalam hati. Tasy aberfikir kalau itu adalah surat panggilan ia Karena belum membayar uang sekolah selama 1 bulan. “selamat pagi anak-anak hari ini kaka ingin memberikan sebuah pengumuman kepada kalian semua’ Kata kak Galuh kepada kami dengan menggunakan bahasa isarat. “hari ini kakak membawa sebuah formulir untuk kalian yang ingin mengikuti lomba music internasioanal “sambung kak Galuh. Tasya merasa lega karena itu bukanlah surat panggilan untuknya. Tapi, ia merasa bingung mengapa kak Galuh menawarkan formulir pendaftaran lomba kepada kami. Sudah pasti jika kami semua yang ada disini ikut tidak akan menang justru hanya akan membuat malu saja. Tapi Tasya sangat tertarik dengan lomba tersebut terutama dengan hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkannya. Hadiah yang ditawarkan untuk juara 1 yaitu sebuah uang tunai 15juta serta beasiswa bersekolah music di Prancis. Tasya berniat untuk mengikuti lomba tersebut dan ingin membuktikan kepada kedua kakaknya bahwa dia hanya bisa menyusahkan mereka. Kemudian Tasya segera meminta formulir tersebut kepada Kak Galuh dan segera memberikannya kepada ibunya. Sepulangnya dari sekolah Tasya langsung memberikan formulir tersebut kepada ibunya untuk segera diisi. Keesokan harinya, Tasya mengembalikan formulir yang telah diisi oleh ibunya kepada kak Galuh. “Tasya jadi ikut?’ Tanya Kak galuh. Tasya hanya menganggukan kepalanya menandakan iya.
Setiap hari Tasya berlatih keras agar ia dapat menampilkan sebuah permainan violin ynag indah agar nantinya ia dapat menjadi juara. “Tasya apakah kamu tidak lelah setiap hari berlatih? Tanya kak Galuh saat melihatnya sedang bermain violinnya diruangan music. Tasya hanya menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak lelah berlatih. “tapi kamu sudah sangat indah memainkan violinmu. Tetapi jika kamu ingin berlatih lagi yasudah kakak tidak bisa melarangmu.” Sambung Kak Galuh lalu pergi.
Hari perlombaan tiba Tasya mulai merasa bahwa ia tidak akan menang dalam perlombaan tersebut dan berencana membatalkannya. Namun, berkat bujukan dari bunya ia tetap melanjutkan ke perlombaan tersebut. Setelah mengantri cukup lama Tasya akhirnya mendapat nomor peserta tampi. Tasya mendapat nomor 15 untuk tampil sambil menunggu giliran ibu Tasya dan kedua kakaknya mencari tempat duduk agar dapat melihat dengan jelas. Para peserta tampil dengan sangat memukau perasan takut Tasya mulai kembali menyelimuti hatinya.
Pembawa acara memanggil nama Tasya untuk segera naik keatas panggung karena saat ini adalah giliran Tasya untuk Tampil.Tasya penuh dengan rasa Takut dan minder tapi Tasya harus segera Maju keatas panggung. Kemudian Tasya dibantu oleh para Panitia untuk naik keatas panggung. Pandangan Tasya menyeluruh kesemua penonton dan Tasya segera memainkan permainan violinnya. Tasya membawakan sebuah alunan lagu berjudul lagu untuk mama yang sengaja ia pilih untuk ucapan trimakasihnya terhadap ibunya. Para penonton sangat terharu mendegar alunan music yang dimainkan oleh Tasya bahkan sebagian dari mereka menangis haru. Setelah permainan selesai tepuk tangan aharu diberikan oleh para penonton dan para juri. Tasya tidak mengira bahwa permainan violinnya akan disukai oleh banyak orang yang hadir disini.
Pengumuman juara pemenang telah tiba, perasaan takut, cemas, tak karuan yang dirasakan oleh Tasya. Ia hanya bisa berdoa berharap namanyalah yang disebutkan sebagai pemenang 1.” Dan untuk juara 1 dengan total hadiah 15juta dan beasiswa sekolah music di Prancis jatuh kepada….” Kata pembawa acara saat mengumumkan juara 1 dengan diiringi music yang menegangkan. “TASYA FELICIA!” panggil pembawa acara tersebut dengan lengkap yang membuat Tasya terkejut tidak percaya. “dimohon kepada saudari Tasya untuk segera naik keatas panggung untuk menerima hadiah” sambung pembawa acara tersebut. Kemudian Tasya ditemani ibu dan kedua kakaknya naik keatas panggung untuk menerima hadiah. Kedua kakaknya kagum sekaligus tidak percaya dengan apa yang diperoleh oleh adiknya tersebut. Kedua kakaknya merasa menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya kepada adiknya dan mempunyai rasa iri terhadapnya. Lalu kedua kakaknya itu meminta maaf kepada Tasya dan memberikan selamat kepada adiknya itu.
Kemudian uang yang diterima Tasya dalam perlombaannya dipakainya untuk beli alat pendengar dan pergi bersekolah music ke Prancis. Dan kini Tasya dapat mendengar menggunakan Alat bantu pendengarannya dan menjadi salahsatu perwakilan Indonesia bergabung dalam orkestra ternama di Prancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar