Yayasan Jantung Indonesia
|
|
Logo Yayasan Jantung Indonesia |
|
Peta lokasi Yayasan Jantung Indonesia |
|
Moto:
|
|
Didirikan
|
|
Dasar hukum
|
|
Direktur utama
|
{{{dirut}}}
|
Status
|
Non Profit
|
Tipe RS
|
{{{tipe}}}
|
Akreditasi
|
{{{akreditasi}}}
|
Kapasitas pasien
|
{{{kapasitas}}}
|
{{{r_operasi}}}
|
|
Pengunjung
|
{{{pengunjung}}}
|
SDM
|
{{{sdm}}}
|
UGD
|
{{{ugd}}}
|
Alamat
|
Jl. Teuku
Umar No 8 Jakarta Pusat 10350
|
Telepon
|
+6221 3909567
+6221 3909176 |
Faksimili
|
+6221 3144670
|
Affiliasi
|
|
Web resmi: Yayasan Jantung Indonesia
|
Yayasan Jantung Indonesia (Inggris: Indonesian Heart Foundation) adalah lembaga nirlaba yang fokus
kepada peningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya
pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh
darah melalui
pemasyarakatan Panca Usaha Jantung Sehat
Daftar
isi
- 1 Profil
- 2 Tujuan
- 3 Program
- 4 Badan - Badan Pelaksana
- 5 Jaringan Operasional
- 6 Sejarah Gagasan Berdirinya Yayasan
- 7 Kegiatan Internasional
- 8 Pranala luar
Profil
Sejarah Yayasan membawa kita
kembali ke tahun 1974 ketika anak perempuan berusia 10
tahun yang bernama Dewi Sartika menjalani operasi jantung untuk menyelamatkan
nyawannya yang sepenuhnya dibiayai dari sumbangan masyarakat. Dari peristiwa
itulah Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika didirikan pada 4 Oktober 1974
dengan tujuan utama membantu operasi Jantung dari keluarga tidak mampu.
Pada tahun 1978 Yayasan Jantung Indonesia Dewi
Sartika masuk sebagai anggota Federasi Jantung Sedunia, dan dengan semakin
aktifnya Yayasan di tingkat Nasional maka pada 9 November 1981 Yayasan Jantung
Indonesia Dewi Sartika berubah menjadi Yayasan Jantung Indonesia.
Kantor Pusat
Yayasan Jantung Indonesia
Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah melalui pemasyarakatan Panca Usaha Jantung Sehat.
- Turut menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehat sejahtera bebas penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjaga kesehatan dirinya melalui penyuluhan tentang penyakit jantung dan pembuluh darah serta upaya pencegahannya..
- Memberi bantuan operasi pada penderita kelainan/penyakit jantung tidak mampu.
Program
- Preventif
- Promotif
- Kuratif/Rehabilitatif
Badan -
Badan Pelaksana
- Bagian Komunikasi dan Informasi, memberikan informasi, penyuluhan, bimbingan kepada masyarakat tentang kesehatan jantung, penyakit jantung dan upaya pencegahannya
- Badan Pelaksana Pusat Klub Jantung, bertugas Mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat, melalui pembentukan Klub-Klub Jantung Sehat (KJS) dan Klub Jantung Remaja.
- Bagian Bantuan Medis, Memberikan bantuan biaya operasi jantung bagi anak / remaja dari keluarga tidak mampu, meliputi pemeriksaan sampai dengan tindakan operasi, Bakti sosial pemeriksaan jantung massal untuk masyarakat umum.
- Badan Pengembangan Organisasi, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program - program Yayasan bagi penyempurnaan program kerja Yayasan berikutnya.
- Bagian Pengembangan Dana
Jaringan
Operasional
Yayasan Jantung Indonesia memiliki 31 kantor cabang
utama (data tahun 2010), 61 cabang dan Pertumbuhan Klub Jantung Sehat, yang
hingga saat ini telah berjumlah lebih dari 3700 klub (data tahun 2009) yang
tersebar di seluruh indonesia.
- Pusat: Jakarta.
- Cabang Utama : 31 kantor
- Cabang: 61 kantor
Sejarah
Gagasan Berdirinya Yayasan
Pada Kongres Ilmiah Kardiologi Nasional yang pertama
pada tanggal 10-12 Agustus 1974 di Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta,
dikemukakan kasus penyakit jantung Dewi Sartika gadis cilik berusia 9 tahun,
putri seorang karyawan PJKA, yang kurang mampu. Para dokter peserta konperensi
memutuskan untuk segera mengatasinya dengan alat pacu jantung, sebab penggunaan
obat-obatan sudah tidak memberikan manfaat. Alat tersebut disamping harganya
mahal, juga harus didatangkan dari luar negeri.
Muncul gagasan untuk mengetuk
hati masyarakat Indonesia, dengan perantaraan mass-media. Diperlukan bantuan
dana untuk pembelian alat pacu jantung bagi Dewi Sartika. Pada kesempatan yang
sama, Menteri Kesehatan Prof. G.A. Siwabessy dan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menyarankan agar dibentuk badan
sosial yang menangani masalahmasalah penyakit jantung, dan bagaimana dapat
diwujudkan pemberian layanan yang sama bagi penderita penyakit jantung baik
dari kalangan mampu maupun tidak mampu. Kasus tersebut menjadi perhatian dan
ekspose wartawan berhasil menggugah hati masyarakat untuk memberikan bantuan
melalui mass media. Kemudian melalui Humas Departemen Kesehatan berita tersebut
disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Akhirnya terkumpullah bantuan dari
berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tukang sapu, para dokter kardiologi
hingga murid-murid sekolah. Dana yang diperoleh melebihi harga sebuah alat pacu
jantung.
Dalam gelora kisah kemanusiaan ini, timbul gagasan dan
kongres akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa dirasakan perlu adanya satu
lembaga bertingkat nasional yang bertujuan membantu para penderita penyakit
jantung dari kalangann kurang mampu. Lima ahli kardiologi terkemuka yaitu
(alm.) Dr. Sukaman, (alm.) Dr. Loetfi Oesman, Dr. Lily Ismudiati Rilantono, Dr.
Dede Kusmana, dan Dr. Boerman mengambil inisiatif mendirikan sebuah yayasan.
Atas persetujuan orang tua gadis di atas, organisasi nirlaba ini dinamakan
Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika, berdiri pada tanggal 4 Oktober 1974
dengan modal Rp. 3.081.000,- melalui akta notaris Soeleman Ardjasasmita.
Kegiatan
Internasional
Dalam peranannya didunia internasional Yayasan Jantung
Indonesia adalah pemrakarsa berdirinya Asean Federation of Heart Foundation dan
Asia Pacific Heart Network serta turut aktif dalam berbagai kegiatan
internasional Federasi Jantung Sedunia seperti ; rangkaian acara Hari
Jantung Sedunia dan Go Red for Women untuk mengingatkan kaum perempuan akan
bahaya penyakit jantung dan pembuluh darah yang juga dilaksanakan di beberapa
negara.
Yayasan Jantung Indonesia turut membantu WHO untuk
menanggulangi masalah rokok sebagai faktor risiko, antara lain dalam kegiatan
Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). berupa pawai obor beranting
keliling Asia termasuk Indonesia. Kegiatan Hari Tanpa Rokok Sedunia sebagai
salah satu program WHO,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar